Poker Online Indonesia - Cirebon adalah kota yang kaya dengan akulturasi budaya, mulai dari warisan budaya Islam sampai Tionghoa. Untuk cagar budaya Tionghoa, di Kota Udang ada Vihara Dewi Welas Asih yang berusia hampir 500 tahun.
Sabtu, (4/4/2015) cuaca di Cirebon, Jawa Barat hujan cukup lebat. Rombongan tim touring Jakarta-Bali yang ikut ajang Yamaha Tour de Soul, termasuk saya pun kewalahan mencari tempat berteduh yang asyik.
Sedang berputar-putar di Kota Udang itu, tim rombongan akhirnya tiba di sebuah tempat lapang untuk memarkirkan motor. Mata saya pun tertuju pada sebuah bangunan bergaya khas Tiongkok di Jl Kantor No 2 Cirebon, Jawa Barat. Ya, itu adalah Vihara Dewi Welas Asih.
Konon, bangunan seluas sekitar 2.300 m2 ini memiliki umur hampir 500 tahun. Karena umurnya yang cukup tua itu, vihara terbesar di Cirebon ini dianggap sebagai cagar budaya.
"Bangunan ini udah berumur makanya masuk cagar budaya. Umurnya 420 tahun. Didirikan tahun 1595," kata sukarelawan Vihara Dewi Welas Asih, Acun.
Saat memasuki ruangan, kehangatan dari api lilin-lilin besar yang banyak tersedia di sini cukup terasa. Lumayan, di tengah dinginnya hujan yang lebat ada sedikit penghangat tubuh di vihara ini dari lilin yang cukup awet.
"Ini lilin dari pas Imlek kemarin belum habis-habis. Itu nyala terus. Lilin habis biasanya dua bulanan," ucap Acun
Melirik lagi ke dalam ruangan, ternyata ada yang sedang sembahyang. Sayangnya, Acun tidak memperbolehkan saya mengambil gambar dari dekat karena beberapa alasan yang tidak ia sebutkan.
Dari seorang yang sedang beribadah itu, bau dupa yang dibakar sangat terasa. Bau itu tampaknya sudah tak asing ditemui di tempat peribadatan Tiongkok yang menyeruak hidung. Bisa dibayangkan pada tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek, bau dupa itu semakin menyeruak lagi. Sebab, kata Acun, saat kedua hari raya itu, orang yang beribadah di sana semakin banyak.
"Yang namanya ibadah sih kapan aja. Tapi kebanyakan ramainya penanggalan Imlek 1 dan 15," kata Acun.
Sedang asyik ngobrol bersama Acun, hujan ternyata sudah sedikit reda. Saya tidak mau membuang kesempatan untuk mengabadikan gambar vihara yang dibuka untuk umum ini dari luar ruangan. Selesai itu, tim touring kembali melanjutkan perjalanan panjang lagi.
No comments:
Post a Comment